Posted by : FRANS YESEKEL
Rabu, 20 Februari 2013
Posted by : Frans yesekel
Lukas menempatkan cerita tentang mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus terhadap seorang pengemis buta, di tengah-tengah diskusi panjang mengenai pemuridan/kemuridan Kristiani dan jalan Kristiani. Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus dalam peristiwa ini? Satu hal yang tidak boleh luput dari pengamatan kita: cintakasih Yesus kepada orang-orang kurang/tidak beruntung dalam masyarakat, mereka yang menderita sakit-penyakit dan lain-lain. Bahkan the poorest of the poorpada zaman Yesus – mereka yang mungkin telah ditimpa kemiskinan dan rupa-rupa kemalangan secara habis-habisan, merasa yakin bahwa mereka dapat datang kepada Yesus untuk mohon pertolongan-Nya. Mereka sangat percaya bahwa apabila mereka datang kepada-Nya dan dijamah oleh-Nya, maka mereka dapat disembuhkan.
Yesus menaruh belas kasihan terhadap semua orang, keprihatinan-Nya tidaklah terbatas pada situasi-situasi sulit yang dihadapi oleh orang-orang tertentu saja. Beberapa saat sebelum orang buta itu disembuhkan, orang itu berseru “Anak Daud, kasihanilah aku!” dan orang-orang yang berjalan di depan menegur dia supaya diam. Namun Yesus berhenti dan menyuruh orang itu membawa orang itu kepada-Nya. Teguran mereka mungkin saja disebabkan rasa marah, malu atau alasan lain, karena yang berseru (catatan: berteriak-teriak) itu adalah seorang pengemis buta … ‘Wong Cilik’. Sebenarnya apakah yang mau diingatkan oleh Lukas dalam hal ini? Sebuah pesan bagi para pemimpin Gereja untuk jangan sampai mengabaikan kebutuhan-kebutuhan orang-orang miskin dan kurang beruntung. Ini adalah sebuah pesan penting, bahkan sampai hari ini, tidak hanya bagi para pemimpin Gereja tetapi juga bagi semua orang Kristiani.
Peristiwa ini juga menunjukkan pertumbuhan iman dan pemahaman si pengemis buta itu akan Yesus. Mula-mula dia memanggil Yesus sebagai ‘Anak Daud’ (Luk 18:38), sebuah gelar mesianis yang mengandung makna bahwa Yesus diutus oleh Allah guna mewujudkan Kerajaan-Nya. Kemudian dia menyapa Yesus sebagai Tuhan (Luk 18:41; Inggris: Lord; Yunani: Kyrios). Kyrios diakui Gereja Perdana sebagai sebuah gelar Kristologis, yang mengkontraskan Allah yang satu dan Tuhan, dengan banyak ilah dan tuhan di dunia Yunani. Iman si pengemis buta menyembuhkan dia dari kebutaannya, dan akhirnya membuat dia mengikuti Yesus dalam perjalanannya ke Yerusalem. Dalam hal ini ada pelajaran bagi kita semua: Pemahaman kita akan Yesus harus selalu bertumbuh dan semakin mendalam. Adalah iman kita yang memperkenankan Allah bekerja dalam hidup kita, yang pada gilirannya memperkaya pemahaman kita tentang siapa Yesus itu.
DOA: Tuhan Yesus, seperti si pengemis buta di pinggir dekat Yerikho, aku menyadari bahwa diriku juga membutuhkan pencurahan belas kasih-Mu. Aku sadar sepenuhnya bahwa aku juga buta dan mohon kepada-Mu agar menyembuhkan ‘kebutaan’ hatiku sehingga dengan demikian aku mampu melihat dan mengenal kebenaran yang sejati, yaitu Engkau sendiri yang adalah ‘Kebenaran, Jalan dan Hidup’. Amin.
Frans Yesekel Backlinks
URL |
Code For Forum |
HTML Code |
Related Posts :
- Back to Home »
- Yesus Menyembuhkan Seorang Pengemis Buta dekat Yerikho »
- Yesus Menyembuhkan Seorang Pengemis Buta dekat Yerikho